Selasa, 02 Juni 2015

kisah sex : Pembalasan Gadis Muda 1

     Cerita ini berawal dari ibu Kelly yang bernama Cynthia ketahuan
sedang tidur dengan pembersih kolamnya yang bernama Erik
sehingga ayah Kelly bernama Gerald menceraikan Cynthia tanpa
harta gono-gini, dan juga semua teman-teman arisan ibunya serta
suami mereka mengejek ibu Kelly sebagai seorang pelacur
sehingga Kelly ingin membalas dendam. Kalau mau tahu caranya
dendam Kelly terbalas, simak sampe abis ya….
Setelah beberapa hari sehabis pembalasan dendamku yang pertama
ke Tuan Sinclair, vagina dan anusku mulai pulih. Kini saatnya
untuk membalas dendam kepada orang kedua dalam daftar
pembalasan dendam yaitu Dr. Akers. Dr. Akers itu berumur 47
tahun, kepalanya botak, memakai kacamata, kulitnya sawo matang,
wajahnya biasa-biasa saja, tapi biarpun begitu badannya lumayan
berisi. Sebenarnya aku gak mau membalaskan dendamku pada Dr
Akers karena dia selalu baik padaku sejak aku masih kecil tapi
tetap saja aku harus membalas dendam karena istrinya yang
bernama Jeanette sering mengatakan aku dan ibuku adalah
pelacur, dan lagipula aku ingin memberi hadiah pada Dr. Akers
karena dia sangat baik padaku.
Ternyata kesempatan datang sendiri karena sore ini giliran aku
check up kesehatan dengan Dr. Akers, betapa senangnya aku
karena tidak perlu waktu lama untuk membalas dendam pada
orang kedua. Aku sampai di rumah sakit, dan bertemu dengan
suster Betty, dia menyuruhku masuk ke ruangan Dr. Akers,
setelah itu dia menyuruhku melepaskan semua bajuku dan memakai
baju pasien yang seperti baju operasi itu, kemudian dia pergi.
Tak lama kemudian, pintu terbuka dan Dr. Akers masuk dengan
baju dokternya.
“hi, Kelly, bagaimana kabar kamu?”.
“baik dok, rasanya udah lama gak ketemu pak dokter”.
“gimana kabar ibu kamu?”.
“baik-baik aja kok,,,”.
“kayak lo peduli aja”, pikirku. Aku tau kalau Dr. Akers
sering memperhatikan tubuh ibuku yang seksi itu, setiap kali ada
kesempatan pasti Dr. Akers mencuri-curi pandang ke tubuh ibuku.
Kemudian dia mengecek mata, telinga, dan hidungku seperti biasa.
“hmm, sekarang badan kamu jadi seksi begini”.
“makasih dok, dokter perhatiin aku ya?”.
“mana mungkin aku gak perhatiin kamu, kamu kan cantik, dan
aku yakin bukan aku yang pertama kali mengatakan itu”.
“ah, dokter bisa aja”.
“ini akan berjalan lancar dan mudah”, pikirku.
“nah sekarang, tarik nafas yang dalam”.
Lalu dia menyelipkan stetoskopnya ke dalam baju pasien kemudian
dia menaruhnya di dadaku. Rasa dingin langsung menerpa kulit
payudaraku karena stetoskopnya itu, dia menaruh stetoskopnya di
dada kanan dan kiriku bergantian untuk mendengarkan nafasku.
“ok, sekarang kamu buka baju, aku mau mengecek payudaramu”.
Tak disangka kesempatan yang bagus datang sendiri kepadaku.
Lalu aku meraih ke belakang leherku untuk melepaskan tali,
setelah itu bajuku terlepas sehingga tubuhku yang putih mulus
serta montok terlihat jelas oleh Dr. Akers. Kemudian Dr.
Akers memijat-mijat dan meremas-remas kedua buah payudaraku
serta mencubit-cubit putingku.
“kondisi dadamu bagus, malah bagus sekali”, dan dia tersenyum.
“ok, sekarang taruh kakimu disini, kita akan mengecek vaginamu”.
Lalu aku menaruh kedua kakiku di tempat yang sudah disediakan
sehingga kakiku menggantung di udara dan vaginaku yang merekah
terpampang jelas seolah menantang Dr. Akers untuk menjamahnya.
Lalu Suster Betty masuk ke dalam ruangan.
“dokter, sudah mau tutup, saya pulang duluan, selamat sore”.
“dewi fortuna memang memihakku”, pikirku dalam hati.
“baik, Suster, saya juga akan pulang sehabis ini”. Lalu Suster
Betty keluar dan menutup pintu, kemudian Dr. Akers memakai
sarung tangan karet dan setelah itu Dr. Akers memasukkan 2
jarinya ke dalam vaginaku yang sudah mulai basah, aku menahan-
nahan rasa nikmat akibat 2 jari Dr. Akers yang ada di dalam
vaginaku.
“hmm, sepertinya selaput daramu sudah robek, sudah berapa kali
kamu melakukannya?”.
“mmmm, aku,,,,aku,,,”.
“ayolah, bilang kepadaku”.
“udah 3 kali, dokter gak bakal bilang ke ibuku kan?”.
“tenang aja, aku gak akan bilang ke ibumu”.
“tapi dok, selama 3 kali aku melakukannya dengan teman-
temanku, mereka hanya memasukkan penisnya ke dalam vaginaku
lalu menyemburkan sperma mereka dalam waktu cepat, jadi aku
gak ngerasain nikmatnya orang ngesex”.
“jadi, kamu mau ngerasain?”.
“mau banget dok”.
Lalu Dr. Akers bangkit dan mengunci pintu, kemudian dia
melepaskan sarung tangan karetnya dan jas dokternya, setelah
itu dia kembali duduk di depan selangkanganku yang terbuka
lebar.
“sekarang aku akan memijat klitorismu”, lalu dia menjilat
jempolnya.
“nah, ini dia klitorismu”, kemudian dia memulai mengelus-elus
pelan klitorisku dengan jempolnya yang basah itu.
“oohhh,,,aahhh,,,terus,,,dok”. Sementara itu, dia memasukkan 2
jarinya ke dalam vaginaku dengan tangan kirinya.
“sudah seharusnya begitu, klitorismu penuh dengan jutaan sel
yang sangat sensitif dengan rangsangan, apakah kamu sering
masturbasi?”.
“maksud dokter, memainkan vaginaku sendiri”.
“ya, seperti itu, sudah sewajarnya gadis seumurmu melakukannya
dan apakah kamu pernah sampai klimaks?”.
“pernah sih, tapi tidak sampai klimaks”, aku pura-pura lugu.
“baiklah, kita akan coba membuatmu orgasme”.
“apa puting kamu sensitif?”.
“ya, aku pikir begitu, karena jika tersentuh sedikit saja pasti
langsung mengeras”.
“baik, kalau begitu, aku ingin kamu memilin-milin putingmu
sendiri”.
“ok dokter, tapi dokter juga jangan berhenti ya”.
“ok, tapi sekarang aku akan melakukan yang lain, tenang saja
ini gak akan sakit”. Lalu Dr. Akers mulai menjilati vaginaku
yang sudah kucukur sehingga hanya bulu-bulu yang menghiasi
vaginaku dan menyapu sekitar selangkanganku sementara aku
memilin-memilin dan menarik-narik kedua putingku sendiri. Dan ketika
lidahnya menyentuh vaginaku.
“dr. Akers!!”.
“kenapa, kamu ingin aku berhenti?”.
“jaaangaan berhenti, rasanya sangat nikmat”. Lalu dia memajukan
wajahnya lagi ke selangkanganku dan mulai menjilati vaginaku
lagi, memasukkan 2 jarinya ke dalam vaginaku dan memijat
klitorisku lagi dengan jempolnya, sedangkan aku terus memilin-milin
putingku sendiri.
Dr. Akers terus menjilati vaginaku, memijit klitorisku, dan
mengorek-ngorek vaginaku. Aku merasa nikmat diperlakukan seperti
ini.
“oooh, Dr. Akers,,,!!”, desahku.
“badanku mulai terasa geli”. Aku tau kalau aku akan orgasme,
tapi aku ingin Dr. Akers mengira kalau aku baru mengalami
orgasme yang pertama kali.
“oh, dokter!! Oh!!! OH!!”. Mungkin karena dia dokter jadinya
dia tau kalau aku akan orgasme sehingga dia melipat gandakan
semua perlakuannya terhadapku karena dia menginginkan badanku
meledak mencapai orgasme.
“ooohhh!!! aaahhhh!!!! uuuuuhhh!!! aaaahhh!!! “, desahku.
Dr. Akers menunggu dengan sabar, sementara 2 jarinya masih
mengorek-ngorek bagian dalam vaginaku. Tak lama kemudian, aku
orgasme dan cairanku mengalir keluar dari vaginaku membasahi 2
jari Dr. Akers.
“oooh, dokter,,, aku gak pernah merasa kayak tadi,,, sangat
nikmat”.
“itu namanya orgasme, Kelly”. Dr. Akers menatapku dan
tersenyum.
“sudah kubilang, gak ada yang salah denganmu”.
“mmmmhh,,,”, desahku karena aku masih merasa sedikit lemas
akibat orgasme yang hebat tadi.
“aku merasa lebih segar, dok”.
“oh, ada satu hal lagi yang harus kulakukan, untuk memastikan
kamu baik-baik saja”.
“terserah dokter aja deh,,,”
“ini berjalan dengan baik”, pikirku karena aku tau apa yang
akan dilakukannya. Dengan cepat, Dr. Akers membuka celananya
beserta boxernya lalu menyuruhku menurunkan kakiku dan
mengambil posisi doggy style. Aku melakukannya, dan Dr. Akers
naik ke ranjang, setelah itu dia mulai mengelus-elus kepala
penisnya itu di sekitar vaginaku yang sudah basah akibat
cairanku sendiri.
“ini gak akan sakit, Kelly”.
“benar dokter, ini terasa sangat nikmat”. Ini sesuai rencanaku,
tapi sekarang masa bodoh yang penting nikmat. Dr. Akers
menempelkan kepalanya ke bibir vaginaku.
“apa dokter akan menyetubuhiku?
“ya, Kelly, aku akan menyetubuhimu”.
“yaudah, terserah dokter, aku sih ikut aja,,,”. Lalu dia mulai
memasukkan penisnya ke dalam vaginaku yang masih sempit secara
perlahan. Aku menutup mataku untuk merasakan betapa nikmat
ketika vaginaku menelan penis Dr. Akers senti demi senti secara
perlahan sampai penis Dr. Akers tertelan semuanya oleh
vaginaku.
“ooohhh,,,dokter, penis dokter sangat besar”. Penis Dr. Akers
benar-benar membuat vaginaku terasa penuh sesak, tapi aku
sangat suka jika vaginaku benar-benar terasa sesak oleh penis.
Dr. Akers mulai memompa penisnya keluar masuk vaginaku yang
sangat sempit sehingga aku merasakan vaginaku menjepit penisnya
dan seolah-olah menelan penis Dr. Akers.
“ooohhhh,,,, dokter!!”, desahku ketika Dr. Akers terus memompa
penisnya keluar masuk vaginaku.
“ada apa, Kelly?”, tanya Dr. Akers, dia mencoba untuk
menahan nafsunya.
“apakah dokter sering ngebayangin menyetubuhi ibuku seperti
ini,,?”.
“apa?”.
“aku sering melihatmu memperhatikan ibuku. Apa dokter ingin
menyetubuhinya?”.
“kenapa kamu tanya seperti itu, sayang?”, tanya Dr. Akers
sambil terus menggenjot vaginaku, sepertinya dia sangat suka
dengan vaginaku karena mungkin dia merasa penisnya dipijat oleh
dinding vaginaku.
“aku hanya penasaran,, gak apa-apa kok kalau emang bener”.
“baiklah, jawabannya iya, aku sangat ingin menyetubuhi ibumu,
dan aku yakin semua laki-laki juga begitu. Ibumu sangat sexy,
tapi apa kamu tau?”.
“apa?”. Tiba-tiba dia menghujamkan penisnya ke dalam vaginaku
dengan sangat keras.
“kamu lebih seksi dari ibumu”.
“mmmmhhhh,,,”, desahku senang. Lalu dia menyuruhku untuk
berbaring dan menaruh kedua kakiku di pundaknya, kemudian dia
melipat gandakan tenaga genjotannya sehingga rambut kemaluannya
menyentuh klitorisku setiap kali dia menghujamkan penisnya ke
dalam vaginaku, sementara aku memilin-milin putingku lagi.
“ooohh,,,,teeeruuusss,,,jangannn,,, berhenti, rasanya aku akan
orgasme lagi!!!”.
“oohh,, ayo Kelly sayang, siram penisku dengan cairanmu yang
hangat itu!!”. Dr. Akers menggenjotku lebih cepat dan keras
keluar masuk vaginaku yang sudah basah, sekarang ruangan hanya
terdengar suara desahan-desahanku dan bunyi kecipak setiap kali
Dr. Akers memompa masuk penisnya ke dalam vaginaku.
Lalu tanganku kujatuhkan ke samping ke kasur dan mencengkram
pinggir kasur karena orgasme akan melanda tubuhku.
“Uhhhh,, OHH!!! AAHHH!!!”, desahku ketika aku mencapai
orgasme. Sepertinya Dr. Akers ingin aku menikmati orgasmeku
karena dia menurunkan frekuensi genjotannya, mukaku merah karena
orgasme yang sangat dahsyat tadi. Tak lama kemudian, kurasakan
penis Dr. Akers berdenyut-denyut di dalam vaginaku, lalu Dr.
Akers mulai mempercepat genjotannya.
“Kelly,,”, desahnya pelan seolah-olah dia menahan orgasmenya
sendiri.
“kamu gak minum obat anti hamil kan?”.
“nnnggak dok,,hhh,hhh”, jawabku terengah-engah.
“kalau begitu aku akan menyemburkan spermaku ke wajah kamu”.
Lalu dia memompa penisnya ke dalam vaginaku beberapa kali, tapi
sepertinya dia sudah tak kuasa menahan orgasmenya, jadi dia
langsung mencabut penisnya keluar dari vaginaku dan turun dari
ranjang. Dengan cekatan, aku langsung bangun lalu turun
ranjang kemudian aku jongkok dan mengulum penis Dr. Akers
serta mengocoknya. 3 menit kemudian, akhirnya Dr. Akers
orgasme dan spermanya menyembur ke dalam mulutku, tak
kusangka spermanya sangat banyak sehingga ketika sudah tidak
tertampung di mulutku, aku melepaskan kulumanku dan tentu saja
semburan spermanya yang hangat menerpa wajahku. Mungkin ada 5
kali semburan sperma menerpa wajah cantikku sehingga wajahku
dipenuhi spermanya, sementara sperma yang ada di mulutku,
sudah kutelan hingga tak bersisa
“dok, spermanya kok banyak banget sih?”.
“aku kan minum obat khusus”.
“oh ya, dokter kan punya banyak obak ya. Permisi dok, aku
mau cuci muka”.
“oh, gak usah Kelly”.
“emangnya kenapa dok?”.
“sperma kan bisa bikin kulit lebih halus dan kencang”.
“oh, gitu ya dok, yaudah deh, aku gak jadi cuci muka”. Lalu
aku mengusap wajahku agar spermanya merata sehingga wajahku
terlihat licin karena sperma Dr. Akers. Kemudian aku menjilati
sperma yang tersisa di kepala penis Dr. Akers.
“sperma dokter rasanya enak banget”. Setelah itu aku mengulum
batang penisnya dan memasukkan buah zakarnya ke dalam mulutku
lalu menelusurinya dengan lidahku.
“Kelly, aku akan menulis resep obat anti hamil untukmu, jadi
jika kita ngelakuin ini lagi, aku bisa menyemburkan spermaku ke
dalam vaginamu yang sangat sempit itu”. Lalu kubiarkan penis
Dr. Akers meluncur keluar dari pinggir bibirku, kemudian aku
mengemut kepala penisnya dan menjilati kepala penisnya.
“aku tunggu sperma dokter”. Lalu aku memakai bajuku dan
keluar ruangan kemudian aku pulang dengan wajah yang penuh
sperma yang sudah mengering, sampai di rumah aku menulis di
diaryku tentang persetubuhanku dengan Dr. Michael Akers dan
tentunya dibumbui dengan unsur paksaan. Setelah menulis diaryku,
aku tidur sambil merencenakan pembalasan dendam selanjutnya.
Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar